[Vignette] Memories At The Glance

MatG

main plot in this story is based on old manga, but I changed some things.

Cast : Park Chanyeol, Park Hyori (OC) | Genre : AU, Angst, Hurt-Comfort, Sad

“Seandainya saat itu aku bisa berkata jujur, mungkin keadaannya akan jauh berbeda.”

ENJOY!

Memories At The Glance © seijurossi (@chantyolk)

~~

Suasana hangat dan penuh hikmad seakan menyelimuti ruangan yang bernuansa putih itu. Di depan ruangan terdapat panggung resepsi pernikahan yang dihiasi oleh bermacam jenis bunga seperti Agapantus, Mawar putih, dan Baby’s Breath.

“Sesaat lagi pasangan pengantin akan memasuki ruangan.”

Seluruh hadirin yang hadir langsung terfokus kepada pasangan pengantin yang memasuki ruangan dan tengah berjalan menuju panggung resepsi.

Pengantin laki-laki itu mengenakan setelan jas hitam dengan kemeja putih serta dasi kupu-kupu. Begitu dia menampakkan diri, hampir seluruh tamu undangan, khususnya para tamu perempuan, terpukau oleh penampilannya. Walaupun pengantin laki-laki itu sudah mengikat janji dengan pasangan hidupnya, tetap saja para yeoja yang mengagumi pengantin laki-laki itu tidak kuasa untuk menahan diri untuk tidak terpesona, sekaligus merutuki diri mereka yang tidak bisa berada di sebelah Oh Sehun—nama pengantin laki-laki tersebut—saat itu.

“Ah, Sehun memang selalu terlihat tampan, ya,” ucap Jihye seraya tetap melihat Sehun yang sedang berjalan menuju panggung resepsi. Teman yang berdiri di sebelahnya mengangguk setuju.

“Beruntung sekali menjadi Hyori, rasanya aku juga ingin cepat-cepat menikah,” Ayoung juga melakukan hal yang sama dengan Jihye. Mereka adalah salah dari sekian teman SMA Hyori dulu yang diundang pada resepsi.

Seseorang yang berdiri di sebelah Ayoung hanya bisa diam dan tetap fokus melihat kedua pengantin yang tengah menuju panggung resepsi.

Tidak. Orang itu sebenarnya hanya melihat sosok pengantin perempuan itu saja. Dengan gaun pengantin putih yang dikenakannya, lengkap dengan kerudung berwarna senada, yeoja itu selalu berhasil memikat hati seorang Park Chanyeol, meski sudah empat tahun berlalu semenjak terakhir Chanyeol bertemu dengan Hyori. Rambutnya yang dulu hanya sebahu dipanjangkan oleh Hyori sehingga terlihat lebih dewasa. Matanya yang berwarna cokelat muda terlihat berbinar cerah. Bibir mungilnya tersenyum kecil yang menyiratkan kebahagiaan.

Hyori tidak berubah.

Saat itu juga Hyori menyadari keberadaan Chanyeol yang tengah memandanginya. Hyori memamerkan cengiran lebarnya untuk Chanyeol. Bahkan cengiran itu masih sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah dari sosok Park Hyori.

Jihye menepuk pundak Chanyeol. “Chanyeol-a, kudengar kau akan mempersembahkan satu lagu di acara resepsi ini?”

Chanyeol mengangguk pelan. “Iya.”

“Ah, kau akan tampil? Pantas tadi aku lihat kau membawa gitar di ruang tunggu,” giliran Ayoung yang berbicara. “Memangnya kau akan memainkan lagu apa?”

“Instrumental My Way,” jawab Chanyeol cepat.

Ayoung dan Jihye terkejut mendengar jawaban Chanyeol. “Hah? Lagu itu kan sudah cukup lama, kau yakin akan memainkan lagu itu? Ini pernikahan Hyori, Yeol, setidaknya beri sahabatmu lagu ciptaanmu sendiri. Kau kan pintar menciptakan lagu.”

Chanyeol hanya tersenyum tipis mendengar respon kedua yeoja itu.

‘Sahabat’

Memang sejak SMA, Chanyeol dan Hyori berteman dekat. Sampai sekarangpun, Hyori hanya menganggap Chanyeol sebagai seorang sahabat yang selalu ada untuknya. Tidak lebih.

Tanpa mengetahui kenyataan bahwa Chanyeol selalu menganggapnya lebih dari seorang sahabat.

~~~

Empat tahun yang lalu, Park Hyori dan Park Chanyeol, keduanya mengikuti sebuah klub yang sama, yaitu klub musik. Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama di ruang klub. Tetapi mereka seolah berbeda satu sama lain.

Chanyeol akan senang memainkan gitar akustik miliknya sementara Hyori lebih memilih bernyanyi atau bermain flute. Selera musik mereka juga bertolak belakang. Chanyeol menyukai musik R&B sementara Hyori lebih memilh Jazz. Obrolan mereka tidak akan pernah selaras, karena itu mereka sering bertukar pendapat.

Meski begitu, tetapi mereka benar-benar menikmati setiap perbedaan diantara mereka. Itu semata-mata karena mereka berdua mencintai hal yang sama, yaitu musik.

Dan karena itu, tidak butuh waktu yang lama bagi Chanyeol untuk menyadari bahwa dia jatuh cinta dengan Park Hyori.

~~~

Selama proses pemotongan kue pengantin berlangsung, Chanyeol tidak benar-benar memperhatikan. Dia tenggelam dalam pikirannya, mencoba membayangkan seandainya dialah yang berada di samping Hyori. Memotong kue bersama, saling menatap satu sama lain, dan tertawa bahagia bersama.

Chanyeol menghela napas berat. Harapan bodoh, tentu saja.

Baekhyun, teman SMA Chanyeol dulu, menghampiri Chanyeol yang kali ini berdiri di pojok sendirian. “Hei, Yeol. Lama nggak bertemu,” sapanya.

“Yo, Baek,” Chanyeol hanya menjawab singkat. Tidak lama teman lainnya, Jongdae, juga menghampiri Chanyeol. Sempat terjadi percakapan singkat antara mereka bertiga mengenai kabar masing-masing selama ini.

“Kau tahu, Chanyeol-a,” Baekhyun melirik Chanyeol. “Aku heran kenapa Hyori mau mengundang mantan pacarnya di resepsi ini,” katanya.

Chanyeol mengerutkan kening. “Memang siapa mantan pacarnya?”

“Ya kamu itu,” Jongdae yang menjawab. Kemudian dia dan Baekhyun tertawa.

“Eiy,” Chanyeol mengibaskan tangan kirinya. “Kami belum pernah pacaran sama sekali, jangan salah sangka,” sanggahnya sebal.

Baekhyun dan Jongdae sama-sama membulatkan mulutnya, terkejut. “Benarkah? Kukira kalian pernah pacaran mengingat dulu kalian berdua sering menghabiskan waktu bersama. Aku tidak menyangka.” Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.

Jongdae menambahi. “Bahkan dengan kedekatan kalian dulu sewaktu SMA, tidak satupun dari kalian yang setidaknya sempat memiliki perasaan lebih? Ckckck aneh sekali.”

Chanyeol terdiam.

Perasaan lebih itu memang ada. Chanyeol selalu memiliki perasaan lebih terhadap Hyori sejak SMA, dan perasaan itu belum pudar bahkan sampai detik ini.

Karena itu waktu Chanyeol seolah terhenti.

~~~

Entah sudah berapa kali Chanyeol ingin mengutarakan apa yang dia rasakan kepada Hyori tetapi tidak kunjung tersampaikan. Kata “persahabatan” menjadi pembatas antara mereka berdua.

Seandainya Chanyeol memiliki kesempatan.

Seperti biasa, Chanyeol sedang duduk di pojok ruangan klub, memainkan gitar akustik kesayangannya. Akhir-akhir ini dia sering mencoba-coba untuk membuat lagu sendiri, meski tidak terlalu bagus.

Hyori yang sedang mendengarkan musik menjadi penasaran dengan lagu yang dimainkan Chanyeol, dia menghampiri Chanyeol setelah selesai memainkan lagu.

“Lagu yang tadi kamu mainkan judulnya apa? Bagus sekali, lho.” Hyori menatap Chanyeol antusias. Selama ini Hyori tidak pernah begitu antusias dengan lagu yang dimainkan Chanyeol karena itu bukan selera lagunya, jadi Chanyeol cukup kaget dengan reaksi Hyori kali ini.

“Nggak punya judul. Ini baru selesai kemarin,” jawab Chanyeol.

“Lho? Memangnya ini lagu buatan siapa?”

“Buatanku.”

“EH?! SERIUS? HEBAT SEKALI!”

Chanyeol hanya menggaruk-garukan kepalanya yang tidak gatal, salah tingkah karena Hyori orang pertama yang memuji lagu buatannya.

“Chanyeolie, bisa buatkan lagu untukku? Lagu tentang aku, buatkan ya,” pinta Hyori.

Chanyeol merasa bahwa itulah kesempatan yang dia tunggu-tunggu. Jadi setelah itu Chanyeol langsung bekerja keras untuk menggarap lagu baru tentang sosok Hyori. Setiap bait lirik dituliskannya dengan mencurahkan segenap perasaan tulusnya kepada Hyori.

Tetapi ketika lagu itu telah selesai, Chanyeol tidak bisa memainkannya di hadapan Hyori.

..

“Chanyeolie, aku boleh cerita padamu? Sebenarnya aku menyukai seseorang. Awalnya aku tidak merasakan apapun dengannya, tetapi entah mengapa, tiba-tiba saja aku menyukainya.”

Hati Chanyeol seperti ditusuk-tusuk. Dia tidak menyangka akan mendengar cerita itu dari Hyori tepat sebelum Chanyeol ingin memainkan lagu itu.

“Kau tahu, aku juga kebetulan sedang menyukai seseorang. Kita benar-benar sehati, ya, Hyori.”

Chanyeol bahkan terkejut dengan kalimatnya sendiri. Kalimat itu langsung terucap dari mulutnya tanpa berpikir panjang. Seolah ingin menyembunyikan perasaannya.

Hyori membulatkan matanya mendengar ucapan Chanyeol. Kemudian yeoja itu mengucapkan satu kalimat yang membuat harapan Chanyeol pupus seketika.

“Ah, kalau begitu, mulai sekarang kita berjuang bersama ya, Chanyeol.”

~~~

Chanyeol Point of View

“Maaf, Tuan Park Chanyeol? Sebentar lagi giliran Anda tampil, tolong dipersiapkan.”

Aku menoleh, ternyata orang yang mengurusi resepsi ini. Aku mengangguk pelan. “Baiklah, saya ambil gitar di ruang tunggu dulu.”

Kemudian setelah pamit dengan Baekhyun dan Jongdae, aku melangkahkan kakiku menuju ruang tunggu. Di tengah-tengah, entah yang kesekian kalinya aku mengarahkan pandanganku ke Hyori di atas panggung sana. Dia sedang mengobrol dengan Sehun. Raut wajahnya terlihat sangat bahagia.

Yah, tentu saja Hyori bahagia.

Sesampainya di ruang tunggu aku segera mengambil gitar akustik milikku di loker. Ada sekelebat perasaan aneh ketika aku memegang gitarku. Mungkin karena ini adalah gitar yang penuh kenangan bersama Hyori sewaktu SMA. Aku tersenyum miris.

Ketika ingin keluar dari ruang tunggu, aku mendengar sayup-sayup suara di ruang sebelah.

“Ah, Hyori benar-benar cantik sekali.” Oh aku kenal suaranya. Itu adalah suara Jihye.

“Aku sangat suka gaun pengantinnya, cocok sekali dikenakan oleh Hyori,” suara lain terdengar, itu adalah suara Ayoung.

Aku tersenyum kecil. Yang Ayoung katakan memang benar. Ketika aku melihat Hyori dengan gaun pengantinnya, itu sangat cocok sampai-sampai kakiku terasa lemas karenanya. Dia terlihat sangat, sangat, cantik.

“Tapi, kamu tahu, Ayoungie, aku pernah dengar dari teman, kalau Hyori dulu suka dengan Chanyeol semasa SMA, lho!”

Aku seolah membeku di tempatku.

Apa.. yang barusan dikatakannya? Aku tidak salah dengar?

“Eh, masa sih?!”

“Iya, Hyori juga sempat mau menyatakan ke Chanyeol, tapi sayang sekali waktu itu Chanyeol sudah menyukai orang lain. Nggak tepat, ya, waktunya.”

Rasanya seperti ada sesuatu yang menghantam dadaku.

“Chanyeolie, aku boleh cerita padamu? Sebenarnya aku menyukai seseorang. Awalnya aku tidak merasakan apapun dengannya, tetapi entah mengapa, tiba-tiba saja aku menyukainya.”

Jadi… orang yang dimaksud Hyori saat itu adalah aku?

Aku … orang yang saat itu dia suka?

Kenyataan ini seakan menamparku.

..

..

..

“Hadirin, inilah penampilan dari sahabat pengatin yeoja kita, Tuan Park Chanyeol, yang akan membawakan lagu My Way.”

Aku… hanya bisa menyesal.

Seandainya saat itu aku bisa berkata jujur, mungkin keadaannya akan jauh berbeda.

I thought of you today but that’s nothing new I thought about you yesterday and the day before that too for every day good or bad you’ll always be in my head I hope you’ve understood everything I’ve said

Tapi, kurasa, hari ini terjadi ada karena aku tidak mempunyai keberanian.

“Lho? Ini bukan lagu My Way.”

“Iya, ini lagu apa?”

I really do love you and everything you are I hope this relationship gets really far I’ll never get you out I simply don’t know how In fact I’m thinking of you right about now

Aku memainkan lagu ini untuk pertama sekaligus terakhir kalinya. Kata demi kata yang ingin kusampaikan, kutinggalkan di lagu ini.

Aku berharap setelah ini aku akan bisa melangkah maju.

You’re everything I need and everything to me you know exactly who you are and what you want to be you always make me smile just by being there I hope you know how much I really do care

“Tapi lagunya bagus sekali, ya.”

“Terasa sangat indah. Aku baru dengar lagu ini.”

“Kira-kira judulnya apa?”

Every time I think of you my stomach seems to twist This is why I love you, I’ve made a huge list the list goes on forever and never will it end neither will our relationship you’ll always be my friend

“Hyori, ada apa?” Sehun menatap Hyori khawatir.

Hyori menggeleng pelan. “Aku tidak mengerti. Hanya saja—”

Air matanya tiba-tiba mengalir.

Karena dalam sesaat, kami serasa kembali ke masa SMA.

Not just a simple friend but a special friend at that I want to spend my whole life with you

Seusai lagu ini, kami akan kembali menjadi ‘sahabat’.

Tetapi setelah itu aku tahu akhirnya aku bisa melangkah maju. Waktuku yang sempat terhenti akan kembali berjalan perlahan…

…membuatku dapat tersenyum dan berkata kepada Hyori,

“Kita… berjuang bersama, ya.”

END

One thought on “[Vignette] Memories At The Glance

Leave a comment